Memperingati Sumpah Pemuda yang bertepatan tanggal 28 Oktober setiap tahunnya menginspirasi kami yang sekarang sedang pelatihan Pratugas Pendamping Desa.
Apa dan bagaimana inspirasi tersebut?
Begini, sejarah mengajarkan pada kita bahwa lahirnya Sumpah Pemuda hanya dipelopori beberapa kumpulan pemuda dari Jawa, Betawi, Sumatera, Ambon, Batak bisa menggerakkan semangat bangkitnya perlawanan pemuda seluruh Indonesia.
Kini, dengan perlindungan UU Desa, rasanya tidak muluk-muluk jika program desa di bawah naungan kementrian desa menjadi momentum bangkitnya pemuda-pemuda desa yang ada di seluruh wilayah kesatuan RI. Pemuda-pemuda yang terlibat langsung dengan program desa secara tidak langsung akan mendorong terjadinya kebangkitan nasional jilid 2.
Semangat ini harus tertanam dan menjadi value sistem (sistem tata nilai) yang menginternalisasi dalam diri setiap pendamping untuk mendorong terjadinya perubahan secara mendasar dan berkelanjutan.
Desa yang selama minim perhatian dan cenderung terpinggirkan akan menjadi kekuatan perubahan baru. Dukungan dana yang begitu besar akan memudahkan dan menunjang pemenuhan kebutuhan yang selama ini sulit untuk merealisasikannya.
Pertanyannya kemudian mampukah kita menjadi katalisator perubahan tersebut?
Tentunya pertama-tama yang harus kita singkap tabir gelap yang selama ini mengungkung desa adalah merubah pola dari top down menjadi bottom up. Merubah pola menunggu program menjadi pelaksana program.
Masyarakat desa harus yakin dan diyakinkan bahwa mereka bukan obyek pembangunan lagi. Mereka adalah subyek dari pembangunan sekaligus penikmatnya secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar